Dalam hal menurunkan berat badan, sebuah penelitian di Harvard University menemukan bahwa jumlah kalori yang dikonsumsi tidak lebih penting daripada menentukan kualitas kalori yang dikonsumsi.
Jenis kalori yang diterima tubuh ternyata bisa mempengaruhi seberapa cepat seseorang membakar energi tubuh mereka. Hal ini tentunya menjadi kunci mengenai seberapa cepat mereka bisa menurunkan berat badan.
"Bukan jumlah kalorinya yang penting, tetapi kualitas kalori yang akan mempengaruhi berapa banyak kalori yang akan dikeluarkan," kata ketua penelitian Dr David Ludwig, di Boston Children's Hospital, pada ABC News (26/06).
Penelitian ini mengamati 21 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Mereka diminta melakukan tiga macam diet selama empat minggu untuk masing-masing diet.
Jenis diet yang pertama adalah diet rendah lemak, di mana para relawan mengurangi asupan lemak dan lebih banyak mengonsumsi sayuran serta gandum dan biji-bijian.
Jenis diet yang kedua dinamakan Atkin Diet, di mana para relawan mengonsumsi lebih banyak protein dan lemak, namun mengurangi konsumsi roti, pasta, dan karbohidrat lain.
Diet yang terakhir adalah low-glycemic index, jenis diet yang mengatur tingkat gula darah relawan. Diet ini tidak meminta relawan untuk mengurangi lemak atau karbohidrat, melainkan fokus pada kualitas karbohidrat yang mereka makan.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa diet yang terakhir, yaitu low-glycemic index adalah yang paling seimbang bagi para relawan. Diet jenis ini membantu relawan untuk membakar lebih banyak kalori. Meskipun tak sebanyak diet rendah karbohidrat, namun diet ini tidak meninggalkan bekas stres pada tubuh.
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa diet jenis ini lebih efektif untuk membantu orang-orang menjaga dan menurunkan berat badan.
Jenis kalori yang diterima tubuh ternyata bisa mempengaruhi seberapa cepat seseorang membakar energi tubuh mereka. Hal ini tentunya menjadi kunci mengenai seberapa cepat mereka bisa menurunkan berat badan.
"Bukan jumlah kalorinya yang penting, tetapi kualitas kalori yang akan mempengaruhi berapa banyak kalori yang akan dikeluarkan," kata ketua penelitian Dr David Ludwig, di Boston Children's Hospital, pada ABC News (26/06).
Penelitian ini mengamati 21 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Mereka diminta melakukan tiga macam diet selama empat minggu untuk masing-masing diet.
Jenis diet yang pertama adalah diet rendah lemak, di mana para relawan mengurangi asupan lemak dan lebih banyak mengonsumsi sayuran serta gandum dan biji-bijian.
Jenis diet yang kedua dinamakan Atkin Diet, di mana para relawan mengonsumsi lebih banyak protein dan lemak, namun mengurangi konsumsi roti, pasta, dan karbohidrat lain.
Diet yang terakhir adalah low-glycemic index, jenis diet yang mengatur tingkat gula darah relawan. Diet ini tidak meminta relawan untuk mengurangi lemak atau karbohidrat, melainkan fokus pada kualitas karbohidrat yang mereka makan.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa diet yang terakhir, yaitu low-glycemic index adalah yang paling seimbang bagi para relawan. Diet jenis ini membantu relawan untuk membakar lebih banyak kalori. Meskipun tak sebanyak diet rendah karbohidrat, namun diet ini tidak meninggalkan bekas stres pada tubuh.
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa diet jenis ini lebih efektif untuk membantu orang-orang menjaga dan menurunkan berat badan.
No comments:
Post a Comment