Sumber
Setelah melantur untuk menelaah sumber kitab-kitab apokrif, cukup adil rasanya jika di sini saya suguhkan ulasan singkat mengenai sumber Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Tanpa memasuki pembahasan yang rinci dan panjang-lebar mengenai sumber dan kritik teks, agaknya berguna untuk dicatat bahwa Matius, Markus, dan Lukas sering kali mewakili sebuah fron bersatu yang sedikit berada dengan Yohanes, dan itulah sebabnya ketiga injil pertama biasanya dirujuk sebagai Injil-Ijjil Sinoptik. Lebih jauh, keempat injil tersebut didasarkan, setidaknya sebagian, pada sumber-sumber tertulis sebelumnya, seperti Q, proto-Markus, M, L,dan dokumen-dokumen lain yang dihipotesiskan serta tidak satupun dari keempat injil katonik ini yang benar-benr ditulis oleh salah seorang murid Yesus.Lebih jauh lagi, tatanan komposisi injil-injil biasanya diyakini secara berurutan dimulai dari Markus, Matius, Lukas, dan terakhirYohanes. Harus dicatat lebih lanjut bahwa baik Matius maupun Lukas mendasarkan sebagian catatan-catatannya pada Markus. Dalam bentuk awalnya yang lengkap, tidak satu pun dari keempat injil itu bisa ditelusuri waktunya lebih awal daripada sekitar perempat terakhir abad ke-2 M. Penyuntingan keempat injil kanonik tersebut terus dilakukan selama beberapa abad pertama Masehi. Jumlah total hal-hal di atas membuktikan bahwa tidak satu pun dari pada pengarang keempat injil kanonik itu benar-benar merupakan saksi-mata atas peristiwa-peristiwa penyaliban, meskipun kitab mereka masing-masing tampaknya memasukkan catatan-catatan tangan pertama ini, yang pada kenyataannya hanya kisah-kisah tentang kejadian baru yang dituturkan kepada mereka, baik secara langsung maupun melalui para perantara.1
Dalam uraian berikut, beragam kisah penyaliban dalam injil-injil kanonik akan diuji. Dalam masing-masing kasus, pembacaan yang hati-hati akan dengan jelas mengisyaratkan bahwa orang yang disalib sama sekali bukanlah Yesus.
BANTAHAN PETRUS TENTANG PENYALIBAN YESUS !!!
Bukti : Penyangkalan Petrus
Petrus yang Heroik
Keempat Injil kanonik tersebut sepakat tentang banyak persoalan menyangkut penangkapan Yesus. Keempatnya sepakat bahwa Yesus dan murid-muridnya tengah makan bersama di Yerusalem pada malam terjadinya penangkapan (meskipun Matius, Markus, dan Lukas menggambarkan makanan ini sebagai hidangan Paskah, sementara Yohanes menggambarkannya sebagai hari sebelum Paskah).2 Lebih jauh, semuanya melihat dengan mata kepala sendiri fakta bahwa Yesus ditangkap pada malam sebelum penyaliban, dan bahwa penangkapannya terjadi di luar tembok kota Yerusalem (yang secara konsisten, tetapi bervariasi, diidentifiaksi sebagai Taman Gethsemane, sebuah tempat di Bukit Zaitun, dan sebuah taman di sisi Lembah Kidron yang jauh dari Yerusalem). Mereka juga memiliki pandangan yang sama bahwa dalam peristiwa penangkapan itu, salah seorang murid Yesus melemparkan pedangnya dan menyerang, dengan maksud untuk membela Yesus. Sementara Yohanes mengidentifikasi murid ini sebagai Petrus (Simon bar Jonah),3 Matius, Markus, dan Lukas tidak menyebutkan namanya.
Setelah mengucapkan kata-kata ini, ia pergi bersama murid-muridnya melintasi lembah Kidron menuju suatu tempat di mana terdapat sebuah taman, yang pernah dimasukinya bersama murid-muridnya. Kini Yudas, yang mengkhianatinya, juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering bertemu dengan murid-muridnya di sana. Demikianlah Yudas membawa satu detasemen pasukan bersama dengan pengawal para pendeta ketua dan kaum Pharisi, mereka datang ke sana dengan membawa lampu dan obor serta senjata. Kemudian Yesus, karena mengetahui segala yang akan terjadi padanya, melangkah ke depan dan bertanya kepada mereka, “Siapakah yang kalian cari?” Mereka menjawab, “Yesus dari Nazareth”. Yesus menjawab, “Akulah orangnya.” Yudas, mengkhianatinya, berdiri bersama mereka. Ketika Yesus berkata kepada mereka, “Akulah orangnya”, mereka melangkah muncul dan jatuh ke tanah. Lagi-lagi ia bertanya kepada mereka, “Siapakah yang kalian cari?” Dan mereka menjawab, “Yesus dari Nazareth”. Yesus pun menjawab, “Sudah kukatakan bahwa akulah orangnya. Jadi jika kalian mencari aku, biarkanlah orang-orang ini pergi”. Ini untuk melengkapi kata yang telah ia ucapkan, “Aku tidak boleh kehilangan seorang pun dari orang-orang yang telah kalian berikan kepadaku”. Kemudian Simon Petrus, yang memiliki pedang, menariknya, menyerang salah seorang pengawal pendeta tinggi, dan memotong telinga kanannya. Nama budak itu adalah Malchus. Yesus berkata kepada Petrus, “Masukkan kembali pedangmu ke dalam sarungnya. Apakah aku tidak boleh minum dari piala yang telah diberikan Bapa kepadaku?” Demikianlah para tentara, pejabat mereka, dan pengawal Yahudi menangkap Yesus dan mengikatnya.4
Dalam laporan Yohanes di atas Yudas Iskariot, murid yang konon mengkhianati Yesus, memimpin sekelompok orang bersenjata untuk menangkap Yesus. Yohanes mengidentifikasi orang-orang bersenjata untuk menangkap Yesus. Yohanes mengidentifikasi orang-orang bersenjata ini sebagai “satu detasemen pasukan” dan “pengawal para pendeta ketua dan kaum Farisi”.5 Identifikasi sebelumnya mengisyaratkan bahwa para anggota legium Roma berada di bawah arahan para pejabat Yahudi, dengan maksud untuk membantu penangkapan Yesus. Identifikasi kemudian dengan jelas menunjuk pada pasukan pengawal Kuil.
Dalam menghadapi otoritas yang lebih banyak jumlah dan bersenjata ini, salah seorang murid memperjuangkan haknya. Petrus dengan berani menarik pedangnya, dan seorang menyerang banyak pasukan bersenjata yang terdiri dari para tentara dan pengawal profesional yang bersiap-siap melawannya. Ia sudah tahu bahwa tidankan heroisme ini akan mengantarkannya pada kematian, tapi dia lebih berkeinginan untuk mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan Yesus. Namun, Petrus baru mampu mengayunkan padangnya sekali, yang memotong telinga Malchus, seorang pengawal pendeta tinggi, sebelum Yesus menghentikannya. Setelah menghentikan pertempuran itu sebelum benar-benar dimulai, Yesus menyerahkan dirinya pada pasukan penangkap, dan murid-muridnya kemudian lari menembus gelapnya malam.6 (Lukas menambahkan bahwa Yesus menyembuhkan telinga Malchus).7 Petrus yang Pengecut
Setelah penangkapannya, Yesus diserahkan kepada Annas, ayah-mertua Kayafas, pendeta tinggi Yahudi, kemudian kepda Kayafas;8 atau langsung kepada Kayafas.9 Tidak seperti murid-murid yang lain, Petrus yang selalu setia dan heroik mengikuti dari jarak jauh, kemudian memasuki halaman luar.10 Di sana, Petrus menunggu keputusan atas takdir Yesus.
Namun, sementara Petrus berdiri di halaman itu, pada pengarang empat injil kanoik akan membuat pembaca percaya bahwa Petrus telah berputar haluan spenuhnya. Mereka akan meyakinkan pembaca bahwa Petrus yang heroik, yang telah menyerang para anggota legiun Roma dan penjaga Kuil seorang diri, dan yang mempertaruhkan nyawanya untuk mengikuti Yesus ke halaman luar, tiba-tiba menjadi seorang pengecut, karena ia tiga kali menyangkal penisbahan apapun dengan Yesus sebelum ayam jantan berkokok pagi itu. Karena ungkapan pasti penyangkalan-penyangkalan Petrus demikian penting, maka keempat cara injil tersebut disuguhkan secara langsung di bawah ini :
Laporan Matius mengenai penyangkalan-penyangkalan Petrus :
Kini Petrus duduk di luar di halaman gedung. Seorang gadis pelayan menghampirinya dan berkata, “Engkau juga bersama Yesus, orang Galilea”. Namun, ia menyangkalnya di haapan mereka semua, dengan mengatakan, “Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan”. Ketika ia keluar menuju serambi, seorang gadis-pelayan lain melihatnya, dan gadis itu berkata kepada orang-orang di sana yang menyaksikan kejadian itu, “Orang ini bersama Yesus dari Nazaret”. Setelah sesaat menunggu orang-orang itu menghampiri dan berkata kepada Petrus”, “Tentunya kamu juga salah seorang dari mereka, karena aksenmu mengungkapkan siapa kamu sebenarnya”. “Aku tidak mengenal orang itu!” Pada saat itu ayam jantan berkokok. Kemudian Petrus ingat apa yang pernah dikatakan Yesus, “Sebelum ayam jantan berkok, engkau akan menyangkalku tiga kali”. Lalu ia pun keluar dan menangis sejadi-jadinya.11
Laporan Lukas :Ketika mereka menyalakan api unggun di tengah-tengah halaman itu dan duduk bersama, Petrus pun duduk di antara mereka. Kemudian menatapnya dan berkata, “Orang ini juga bersamanya”. Tetapi ia menyangkalnya, dengan mengatakan, “Nona, aku tidak mengenalnya”. Sejenak kemudian orang lain, ketika melihatnya, berkata, “Kamu juga salah satu dari mereka!” Tetapi Petrus berkata, “Tuan, aku bukan salah satu dari mereka!” kemudian sekitar satu jam kemudian, ada orang lain yang tetap bersikukuh, “Tentu saja orang ini juga bersamanya; karena ia adalah orang Gallilea.” Tetapi Petrus berkata, “Tuan, aku tidak mengerti apa yang kami bicarakan!” Pada saat itu, sementara ia masih berbicara, ayam jantan berkokok. Tuhan berpaling dan memandang Petrus. Kemudian Petrus ingat akan sabda Tuhan, bagaimana dia telah berkata kepada Petrus, “Sebelum ayam jantan berkokok hari ini, engkau akan menyangkalku tiga kali”. Lalu ia pun keluar dan menangis sejadi-jadinya.12
Penuturan Markus :
Sementara Pertus berada di halaman, salah seorang gadis-pelayan pendeta tinggi melintas. Ketiga gadis itu melihat Petrus yang tengah menghangatkan diri, ia menatapnya dan berkata, “Kamu juga bersama Yesus, orang dari Nazareth”. Tetapi ia menyangkalnya, dengan mengatakan, “Aku tidak tahu atau mengerti apa yang kamu bicarakan”. Dan iapun keluar menuju halaman depan. Kemudian ayam jantan berkokok. Dan gadis-pelayan itu, sambil memandanginya, mulai lagi berkata kepada orang-orang yang menyaksikannya, “Orang ini adalah salah satu dari mereka”. Tetapi lagi-lagi ia menyangkal. Kemudian setelah sesaat orang-orang yang menyaksikan itu berkata kembali kepda Petrus, “Tentu saja kamu adalah salah satu dari mereka; karena kamu adalah orang Galilea”. Tetapi ia mulai mengutuk, dan mengucapkan sumpah, “Aku tidak mengenal orang yang kalian bicarakan”. Pada saat itu ayam jantan berkokok untuk kedua kalinya. Kemudian Petrus ingat bahwa Yesus pernah berkata kepadanya, “Sebelum ayam jantan berkokok dua kali, engkau akan menyangkalku tiga kali”. Lalu ia pun jatuh dan menangis.13
Terakhir, laporan Yohanes :
Perempuan itu berkata kepada Petrus, “Bukanlah engkau salah seorang dari murid orang ini?” Petrus berkata, “Bukan”. Kini para budak dan pengawal telah menyalakan kayu bakar karena cuaca sangat dingin, dan mereka berdiri mengelilinginya untuk menghangatkan diri. Petrus juga berdiri bersama mereka untuk menghangatkan diri ? Kini Simon Petrus berdiri dan menghangatkan diri. Mereka bertanya kepadanya, “Bukanlah engkau adalah salah seorang muridnya,?” Petrus menyangkalnya dan berkata, “Bukan”. Salah seorang budak pendeta tinggi, seorang kerabat dari orang yang telinganya dipotong Petrus, bertanya, “Bukankah aku pernah melihatmu di taman besamanya?” Lagi-lagi Petrus menyangkalnya, dan pada saat itu ayam jantan berkokok.14
Yang Disangkal Petrus
Dalam mempertimbangkan empat versi kejadian yang konon sama ini, kita harus secara saksama mempertimbangkan apa saja yang diangkal Petrus. Untuk itu, Tabel 1 disuguhkan di bawah ini.Tabel 1 : Dakwaan-dakwaan (A) yang disangkal Petrus (D)
Mt1 A : Engkau besama Yesus, orang Galilea.
D : Aku tidang mengerti apa yang kamu bicarakan.
Mt2 A : Orang ini bersama Ysus dari Nazaret.
D : Aku tidak mengenal orang itu.
Mt3 A : Engkau adalah salah satu dari mereka, karena aksenmu mengungkapkannya siapa kamu sebenarnya.
D : Aku tidak mengenal orang itu.
L1 A : Orang ini juga bersamanya.
D : Aku tidak mengenalnya.
L2 A : Engkau adalah salah satu dari mereka
D : Tuan, aku bukan salah satu dari mereka.
L3 A : Orang ini juga bersamanya.
D : Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.
M1 A : Engkau bersama Yesus dari Nazaret.
D : Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.
M2 A : Orang ini adalah salah satu dari mereka.
D : Tetapi lagi-lagi ia menyangkalnya.
M3 A : Engkau adalah salah seorang dari mereka; karena engkau orang Galilea.
D : Aku tidak mengenal orang ini.
J1 A : Engkau adalah salah seorang murid orang ini.
D : Bukan
J2 A : Engkau adalah seorang muridnya.
D : Bukan
J3 A : Bukanlah aku pernah melihatmu di taman itu bersamanya.
D : Petrus menyangkalnya.
Keterangan:
Mt1, Mt2, & Mt3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Matius.
L1, L2, & L3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Lukas.
M1, M2, & M3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Markus.
J1, J2, & J3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Yohanes.
Sebagai lanturan singkat, harus diingat bahwa keempat injil kanonik sepakat bahwa Petrus melakukan tiga penyangkalan, dan mereka juga sekapat dalam melaporkan tiga dakwaan. Namun demikian, injil-injil kanonik tidak sepakat soal dakwaan-dakwaan tersebut. Mungkin sekali data yang disuguhkan pada Tabel 2 bisa diikhtisarkan menjadi dakwaan-dakwaan berikut : (1) Petrus bersama Yesus, orang Galilea (Mt1); (2) Petrus bersama Yesus dari Nazaret (Mt2, M1); (3) Petrus bersama “mereka”, dimana konteksnya menunjukkan bahwa mereka “merujuk” pada orang-orang Galilea dan/atau kepada murid-murid Yesus dari Nazaret (Mt3, M2, M3); (4) Petrus bersama murid-murid dari orang yang tengah diadili (L2, J1, J2); (5) Petrus bersama orang yang tengah diadili (L1, L3); dan (6) Petrus pernah berada di taman bersama orang yang tengah diadili (J3). Dalam membuat ikhtisar dari enam dakwaan ini, kita harus berhati-hati agar tidak menimbulkan prasangka, yaitu, kita tidak bisa mengasumsikan bahwa Yesus dari Nazaret adalah orang yang tengah diadili, tetapi kita harus melihat langsung pada pernyataan-pernyataan yang dilibatkan.
Sebagaimana bisa dilihat, Lukas dan Yohanes mewakili satu kubu, dimana penyangkalan-penyangkalan Petrus secara spesifik diarahkan pada orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Sederhananya, Petrus menyangkal penisbahan apa pun dengan orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Bagaimana jika orang itu bukan Yesus Kristus? Bagaimana jika Yudas ditangkah alih-alih Yesus Kristus (Injil Barnabas), bagaimana jika pengganti lain atau simulacrum Yesus Kristus ditangkap sebagai pengganti Yesus Kristus (Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung, dan Perbuatan perbuatan Yohanes)?
Dalam kasus ini, penyangkalan-penyangkalan Petrus sepenuhnya benar. Dalam kasus ini juga tidak ada kontradiksi yang membingungkan, yang konon hanya berselang beberapa jam, antara : kesediaan Petrus untuk bertarung seorang diri melawan para tentara Roma dan penajga Kuil, yang mengisyaratkan keberaniannya yang heroik dan imannya yang teguh; dan penyangkalan-penyangkalan Petrus, yang mengisyaratkan kepengecutan dan kurangnya iman. Singkatnya, ada hipotesis bahwa pembacaan superfisial atas injil-injil kanonik salah-merepresentasikan penyangkalan-penyangkalan Petrus menjadi penyangkalan terhadap Yesus Kristus, padahal kenyataannya, Petrus hanya menyatakan “Aku tidak mengenal orang ini”, dimana “orang ini” mungkin saja bukan Yesus Kristus. Jika dibaca dalam arti mempertahankan konsistensi penggambaran Petrus dalam injil-injil kanonik, maka penyangkalan-penyangkalan Petrus merefleksikan sebuah penyangkalan bahwa orang yang tengah diadili dan/atau diintegogasi adalah Yesus Kristus.
Namun demikian, bagaimana dengan laporan Matius dan Markus? Di sini kita menemukan penyangkalan-penyangkalan danlam konteks frasa-frasa semacam “Yesus orang Galilea”, “Yesus dan Nazaret”, dan “Yesus, orang dari Nazaret”. Satu pilihan adalah menghilangkan frasa-frasa ini sebagai elaborasi yang kemudian dan keliru atas catatan awal, sebagaimana dipertahankan dalam Lukas dan dalam Yohanes. Tentu saja, pilihan berkaitan dengan banyak hal yang dipertimbangkan dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Namund emiukian, ada juga pilihan kedua, yang didasarkan pada pengujian kata-kata kunci “orang Galilea” dan “Nazaret”, dalam hal ini diungkapkan bahwa sebagian besar pembaca superfisial atas Alkitab menyamakan “orang Galilea” engan “orang dari wilayah geografis Galiles”, yang ditunjukkan sebagai yesus Kristus. Sama halnya. Sebagian besar pembaca semacam ini menyamakan “Nazaret” dengan sebuah kota di Galilee, yang oleh Alkitab ditunjukkan bahwa di kota itulah Yesus Kristus dibesarkan. Namun, kedia istilah ini memilki makna-makna alternatif yang sangat berbeda selama paruh pertama abad pertama Masehi.
Yahudi pada Abad Pertama Masehi
Selama paruh pertama abad pertama Masehi, Yahudi terpecah-belah menjadi banyak sekte keagamnaan dan poitik. Sebagian daftar sekte-sekte ini dan pembagian-pembagiannya yang beragam mencakup: Saduki (Zadokite); Hasidisme (kelompok yang menjadi akar Pharisi dan Essenes); Farisi (Perishaiya); Zealot; Hasmonea; Sikarii; Essene; Haridia; Nazorea (Nazarite atau Nazirite); dan kelompok Galilea.15Hanya dalam konteks inilah istilah semacam “Yesus orang Galilea”, “Yesus, orang dari Nazaret”, bisa dipahammi sepenuhnya dengan tepat.
ORANG-ORANG GALILEA
Jika kita harus memperingkatkan berbagai sekte dan sebsekte Yahudi ini menurut dimensi kultural-politis, maka poros kiri-kanan akan dilabuhkan sebagai berikut. Ujing kiri (the far left) akan menunjukkan penerimaan terhadap, dan akomodasi dengan, kebudayaan Helenistik dan dengan kekuasaan Roma, dan ujung kanan (the far right) merupakan penolakan total terhadap kebudayaan Helenistik dan kekuasaan Roma, yang dirangkaikan dengan cita-cita nasionalistik ekstrem. Mengingat poros dan definisi ini, maka kaun Saduki akan menduduki ujung kiri, kaum farisi akan menduduki posisi tengah yang bertumpu pada sisi kanan, sedangkan kaum Zelot dan Hasmonea akan menempati posisi ujung kanan.16
Kelompok ujung kananlah yang secara konsisten melahirkan gerakan-gerakan revolusioner melawan kekuasaan Roma. Secara tipikal, kelompok-kelompok dari ujung kanan disebut kelompok Zelot, dimana Zelot menjadi sebuah kata yang mengandung banyak makna, yang mencakup pelbagai macam kelompok dan subkelompok, termasuk kelompok Sikarii (dari kata Yunani sikarioi yang berarti manusia-manusia belati, dan menunjukkn salah satu subkelompok Zelot, yang merupakan para pembunuh17) dan kelompok Galolea. Alkitab menunjukkan bahwa setidaknya ada dua murid Yesus yang berasal dari ujung kanan dalam spektrum kultural dan politiknya: Simon, sang Zelot,18 dan Yudas Iskariot (Sikarii).19
Sebagaimana dijelaskan di atas, gerakan Zelot mewakili poros kultural-politik ujung kanan dalam agama Yahudi pada abad pertama Masehi. Namun demikian, identifikasi seseorang sebagai seorang Zelot hanya bisa sedikit menjelaskan perosalan orientasi-keagamaan sebenarnya orang itu. Sebagai kaum Zelot adalah quasisekuler, dan yang lainnya melaksanakan tradisi keagamaan Yahudi secara mendalam. Di antara kelompok Zelot kemudian, terdapat subkelompok yang dikenal sebagai Orang Galilea (the Galileans).20Asal-muasal sejarah kelompok Galilea adalah sebagai berikut :
Pada tahun 6 M, Quirinius, seorang senator Roma berpangkat Konsuler, ditunjuk menjadi gubernur Suriah oleh Kaisr Agustus.21Salah satu tugas awalnya adalah melaksanakan sensus di Palestina untuk mendata kepemilikan guna menciptakan aturan pajak yang tepat.22 Sementara sebagian besar orang Yahudi di Palestina menyepakati sensus ini, faksi pembangkang Yahudi, yang dipimpin oleh Yudas Gamala (yang juga dikenal sebagai Yudas, orang Galilea) melakukan pemberontakan terbuka terhadap sensus itu berarti persetujuan oleh orang-orang Yahudi bahwa orang-orang pagan (penyembah berhala, pen) memiliki hak untuk memerintah Palestina; dan bahwa sudah waktunya bagi orang-orang Yahudi untuk menegakkan negara teokratik mereka sendiri.23 Pemberontakan Yudas, orang galilea, hanya berlangsung sebentar. Yudas terbunuh, dan para pengikutnya berpencar untuk sementara.24 Namun demikian, pemberontakan Yudas, orang Galilea, merupakan awal-lahirnya gerakan Zelot, dan utamanya bagian dari gerakan Zelot yang dikenal sebagai kelompok Galilea (the Gallileans).25
Mengikuti pemberontakan Yudas – orang Galilea yang gagal – kelompok Galilea terus-menerus terlibat dalam aksi-aksi perang gerilya melawan Roma, yang semakin meningkat intensitasnya selama beberapa dasawarsa antara tahun 6 dan 70 M. pada tahun 44 M, aktivitas-aktivitas revolusioner dan para militer kelompok Galilea ini mengantarkan pada penyaliban Yakobus dan Simon, putra-putra Yudas, orang Galilea, atau perintah Tiberius Aleksander, pejabat Yudaea. Akhirnya, pada tahun 66 M, Manhem, putra Yudas yang lain, orang Galilea, memimpin kelompok Galilea dan Zelot dalam pemberontakan terbuka melawan Roma. Menahem dan para pengikutnya merampas gudang senjata di Masada, kemudian berjalan menuju Yerusalem. Setelah menguasai sebagian besar Yerusalem, Menahem, orang yang berpretensi menjadi raja, menerapkan kekuasaan despotik, dan membunuh Ananias, pendeta tinggi Yahudi. Namun, Menahem kemudian dibunuh oleh Eleazar, putra Ananias di kuil Yerusalem. Para pengikut Menahem kemudian melarikan diri kembali ke Masada, di bawah komando Eleazar yang lain, yang merupakan keturunan Yudas, oleh Galilea. Di Masada, pemberontakan Yahudi berlanjut hingga tahun 73 M, ketika para penduduk Masada yang terkepung melakukan bunuh-diri massal, dengan maksud agar tidak tertangkap oleh tentara Roma yang mengepung mereka.26
Berdasarkan catatan di atas, kita sekarang bisa memahami bahwa didentifikasi “Yesus orang Galilea” tidak bisa secara otomatis disamakan dengan “Yesus dari wilayah geografis Galilee”. Mengingat konteks waktunya, maka identifikasi yang lebih mungkin adalah “Yesus, seorang anggota kelompok Galilea yang terdiri atas para pemberontak paramiliter”. Yesus ini jelas sekali bukanlah Yesus Kristus, dan penyangkalan Petrus atau Yesus ini tentu saja benar.
Orang Nazorea
Di antara dakwaan-dakwaan yang ditujukan terhadap Petrus, salah satunya menyebutkan “Yesus dari Nazaret”,27dan satu lagi menyebutkan “Yesus, orang dari Nazaret”.28 Pernyataan pertama sebenarnya merupakan terjemahan yang salah-arah dari kata Yunani Nazorean,29 sedangkan pernyataan kedua merupakan terjemahan yang salah-arah dari istilah Yunani Nazarene.30Istilah Yunani Nazorean dan Nazarene merupakan transliterasi (Nazarenoi atau Nazoraioi) dari kata bahasa Arama Nasren atau Nasraya, yang berarti para pemelihara.31 Pada gilirannya, kata bahasa Arama itu bisa ditelusuri kembali pada istilah Nazir dalam bahasa Ibrani, yang berarti suci, kudus, atau pemantang.32Jika sekte-sekte dan subsekte-subsekte agama Yahudi pada abad pertama Masehi dijajarkan pada poros keagamaan, dimana kutub kiri mewakili liberalisme Yahudi, dan kutub kanan mewakili konservatisme religius, maka kaum Farisi akan berada di tengah-tengah, sedangkan kaum Essene dan Nazorea akan berada di ujung kanan.
Jadi, siapakah, dan apakah sebenarnya, orang-orang Nazorea itu? Sederhananya, mereka adalah kelompok yang sama yang dirujuk dalam Perjanjian Lama sebagai orang-orang Nazarite atau Nazirite. Nazarite atau Nazorea adalah seseorang yang melaksanakan sumpah pemantangan dan kesetiaan penuh kepada Hukum Musa, dimana sumpah semacam ini bisa berlaku selama hidup atau untuk jangka waktu trertentu.33Aturan-aturan khusus yang mengatur periode menjadi seorang Nazarite atau Nazorea disebutkan satu per satu dalam Kitab Bilangan 6:1-21 dalam Alkitab, tetapi tidak diulangi dalam bab ini. Namun demikian, dijelaskan bahwa orang-orang Nazarite atau Nazorea dicirikahasi dengan penolakan mereka untuk memotong rambut, dengan pemantangan mutlak terhadap alkohol dan seluruh minuman yang berasal dari anggur, dengan penolakan mutlak untuk berada dekat jenazah, dan sebagainya. Tokoh-tokoh alkitabiah termasyur yang diidentifikasi sebagai orang-orang Nazarite atau Nazorea antara lain : Samson;34 Samuel;35 mungkin Yohanes (Yahya) Sang Pembaptis,36 mungkin juga James, imam pertama gereja Kristen di Yerusalem;37 dan untuk sementara Paulus.38 Namun demikian, penggambaran alkitabiah mengenai Yesus Kristus sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan penggambaran tentang seorang Nazorea, karena seorang Nazorea tidak akan pernah menerima apapun yang berasal dari buah anggur, dan tidak bisa mendekati Lazarus yang sudah meninggal, yang oleh Yesus, melalui kekuasaan Allah, konon dibangkitkan dari kematian.39
Mengingat pembahasan di atas, penyangkalan Petrus untuk diasosiasikan dengan Yesus, orang Nazorea, tampaknya merupakan pernyataan yang benar, karena Yesus orang Nazorea bukanlah Yesus Kristus. Penting dicatat bahwa seorang Nazorea mungkin juga adalah seorang Galilea, tetapi itu tidak pernah terjadi. (Selain itu, dijelaskan bahwa dalam keterangan yang dikutip sebelumnya dari Yohanes 18:1-12, frasa “Yesus dari Nazaret” seharusnya dibaca “Yesus, orang Nazorea”, karenanya menimbulkan kemungkinan bahwa Yesus Kristus mungkin tidak pernah ditangkap di tempat pertama).
Nama “Yesus”
Selama abad pertama Masehi, Yesus (terjemahan bahasa Yunani dari Joshua) merupakan nama yang sangat populer di Palestina. Misalnya, dari 28 pendeta tinggi Yahudi dari zaman Herod Agung hingga penghancuran Kuil, empat di antaranya diberi nama Yesus (Yesus putra Phabet atau Phiabi, Yesus putra Sek atau Sie, Yesus putra Dameneus, Yesus putra Gameliel).40Dengan menggunakan daftar pada pendeta tinggi Yahudi ini sebagai contoh representatif dari nama lelaki di Palestina pada abad pertama Masehi, mungkin ada sekitar 14% penduduk laki-laki yang diberi nama Yesus. Jelasnya, tidaklah terlalu sulit untuk membayangkan bahwa Yesus kedua adalah orang yang diinterogasi pada malam sebelum penyaliban, bahwa orang inilah yang disangkal Petrus, dan bahwa orang inilah yang akan disalib pada hari berikutnya.
Ikhtisar
Penyangkalan Petrus menyuguhkan injil-injil kanonik dengan dua pilihan yang sama sekali tidak berkaitan. (1) Dalam selang hanya beberapa jam, Petrus berubah dari seorang tokoh heroik yang memiliki keberanian tiada tara menjadi seorang pengecut, yang secara verbal menyangkal afiliasinya dengan Yesus Kristus dalam tiga saat berbeda dengan jeda yang begitu cepat. Senyatanya, penggambaran Petrus ini cenderung mengganggu imajinasi. (2) Petrus berterus-terang dan jujur dalam menyangkal afiliasinya, baik dengan orang tak-dikenal, atau dengan pemberontak paramiliter dan penganut Yahudi sayap-kanan ekstrem, yang bernama Yesus. Dengan mengasumsikan bahwa orang itu memang tidak dikenal, maka penyangkalan Petrus Penyangkalan Petrus menjadi cukup sesuai dengan bukti dari kitab-kitab apokrif yang disuguhkan sebelumnya. Dengan mengasumsikan bahwa orang tersebut memang seorang pemberontak paramiliter yang beranama Yesus, maka penyangkalan Petrus sejalan dengan kisah tentang pelepasan Barabbas yang diuraikan di bawah.
Keterangan:
1. Perbuatan Yohanes 97-99, 101. Dalam Cameron R (1982), hal. 94-96).
2. A) Moffat J (1929) B) Robertson AT (1929) C) Burch EW (1929) D) Peritz IJ (1929) E) Scott E (1929) F) Davies JN (1929b) G) Davies JN (1929a) H) Findlay JA (1929) I) Garvie AE (1929) J) Kee HC (1971) K) Pherigo LP (1971) L) Baird W (1929) M) Shepherd MH (1971) N) Wilson RM (1971) O) Filson FV (1971) P) Sunberg AC (1971) Q) Duncan GB (1971) R) Marsh J (1972) S) Caird GB (1972) T) Nineham DE (1973) U) Fenton JC (1973) V) Hamilton W (1959) W) Mack BL (1996) X) Koester H (1982) Y) Robinson JM, Koester H (1971) Z) Cameron R (1982)
3. Shepherd MH (1971)
4. Yohanes 18:1-12
5. Lukas 22:47; Markus 14:43; Matius 26:47.
6. Matius 26:56; Markus 14:50-52
7. Lukas 22:50-51
8. Yohanes 18:13-16
9. Matius 26:57; Markus 14:53; Lukas 22:54
10. Matius 26:57-58; Markus 14:53-54; Lukas 22:54-55; Yohanes 18:15-16
11. Matius 26:69-75
12. Lukas 22:55-62
13. Markus 14:66-72
14. Yohanes 18:17-18, 25-27
15. A) Danielou J, Marrou H (1964) B) Asimov I (1969) C) Leon-Dufour X (1983) D) Schonfield HJ (1967) E) – (1998p) F) Bornkamm G (1998)
16. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
17. A) Josephus F (1988p) B) Asimov I (1969)
18. Lukas 6:15; Perbuatan 1:13
19 Matius 10:4; 26:14; Markus 3:19; 14:10; Lukas 6:16; 22:3; Yohanes 6:71; 12:4; 13:2,26
20. A) Dupont-Sommer A (1967) B) Leon-Dufour X (1983)
21. Josephus F (1988)
22. A) Lukas 2:1-3 B) Josephus F (1988) C) Bornkamm G (1998)
23. A) Perbuatan 5:37 B) Josephus F (1998) C) Bornkamm G (1998) D) Leon-Dufour X (1983)
24. Perbuatan 5:37
25. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
26. A) Josephus F (1988) B) Bornkamm G (1998)
27. Matius 26:71
28. Markus 14:67
29. A) Matius 26:71 B) Stegemann H (1998) C) Perjanjian Matius 2:23 D) Kee HC (1971)
30. Stegemann H (1998)
31. Stegemann H (1998)
32. A) Leon-Dufour X (1983) B) – (1998f)
33. A) Schonfield HJ (1967) B) – (1998f)
34. Hakim-hakim 13:1-24; 16:13-17
35. Samuel I 1:1-22
36. A) Strugnell J (1998) B) Schonfield HJ (1967)
37. Perbuatan 21:17-26
38. Perbuatan 21:17-26
39. Yohanes 11:38-44. Dijelaskan bahwa Yesus memiliki kemiripan fisik yang sangat dekat dengan jenazah seorang Nazorea.
40. A) Josephus F (1988) B) Schonfield HJ (1967) C) Wilson J (1985)
2. A) Moffat J (1929) B) Robertson AT (1929) C) Burch EW (1929) D) Peritz IJ (1929) E) Scott E (1929) F) Davies JN (1929b) G) Davies JN (1929a) H) Findlay JA (1929) I) Garvie AE (1929) J) Kee HC (1971) K) Pherigo LP (1971) L) Baird W (1929) M) Shepherd MH (1971) N) Wilson RM (1971) O) Filson FV (1971) P) Sunberg AC (1971) Q) Duncan GB (1971) R) Marsh J (1972) S) Caird GB (1972) T) Nineham DE (1973) U) Fenton JC (1973) V) Hamilton W (1959) W) Mack BL (1996) X) Koester H (1982) Y) Robinson JM, Koester H (1971) Z) Cameron R (1982)
3. Shepherd MH (1971)
4. Yohanes 18:1-12
5. Lukas 22:47; Markus 14:43; Matius 26:47.
6. Matius 26:56; Markus 14:50-52
7. Lukas 22:50-51
8. Yohanes 18:13-16
9. Matius 26:57; Markus 14:53; Lukas 22:54
10. Matius 26:57-58; Markus 14:53-54; Lukas 22:54-55; Yohanes 18:15-16
11. Matius 26:69-75
12. Lukas 22:55-62
13. Markus 14:66-72
14. Yohanes 18:17-18, 25-27
15. A) Danielou J, Marrou H (1964) B) Asimov I (1969) C) Leon-Dufour X (1983) D) Schonfield HJ (1967) E) – (1998p) F) Bornkamm G (1998)
16. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
17. A) Josephus F (1988p) B) Asimov I (1969)
18. Lukas 6:15; Perbuatan 1:13
19 Matius 10:4; 26:14; Markus 3:19; 14:10; Lukas 6:16; 22:3; Yohanes 6:71; 12:4; 13:2,26
20. A) Dupont-Sommer A (1967) B) Leon-Dufour X (1983)
21. Josephus F (1988)
22. A) Lukas 2:1-3 B) Josephus F (1988) C) Bornkamm G (1998)
23. A) Perbuatan 5:37 B) Josephus F (1998) C) Bornkamm G (1998) D) Leon-Dufour X (1983)
24. Perbuatan 5:37
25. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
26. A) Josephus F (1988) B) Bornkamm G (1998)
27. Matius 26:71
28. Markus 14:67
29. A) Matius 26:71 B) Stegemann H (1998) C) Perjanjian Matius 2:23 D) Kee HC (1971)
30. Stegemann H (1998)
31. Stegemann H (1998)
32. A) Leon-Dufour X (1983) B) – (1998f)
33. A) Schonfield HJ (1967) B) – (1998f)
34. Hakim-hakim 13:1-24; 16:13-17
35. Samuel I 1:1-22
36. A) Strugnell J (1998) B) Schonfield HJ (1967)
37. Perbuatan 21:17-26
38. Perbuatan 21:17-26
39. Yohanes 11:38-44. Dijelaskan bahwa Yesus memiliki kemiripan fisik yang sangat dekat dengan jenazah seorang Nazorea.
40. A) Josephus F (1988) B) Schonfield HJ (1967) C) Wilson J (1985)
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik