Ibrahim Afellay bersama Ibunya, Habibah dan kakaknya Ali |
Pemain keturunan Maroko ini memiliki kemampuan mengolah bola yang mampu menghipnotis pecinta sepak bola.
Meski begitu, Afellay yang pada kenyataannya adalah seorang Muslim dikenal taat terhadap agama.
Tak salah, Afellay pernah dinobatkan sebagai seorang Muslim teladan di Belanda alias 'Moslim Van Het Jaar'. Penghargaan itu tidak diberikan pada sembarang orang.
Dalam laman wijblijvenhier.nl, disebutkan salah satu faktor yang membuat mantan penggawa PSV Eindhoven ini dipilih karena usianya yang masih muda. Diharapkan, Afellay mampu membangun citra Muslim taat di kalangan remaja.
Dalam kesehariannya, Afellay memang dikenal sebagai seorang anak yang saleh. Saat masih bermain di Eredivisie Belanda, di setiap bulan suci Ramadan tiba, ia tetap berpuasa. Tentang berpuasa saat kompetisi, Afellay bertutur, "Saya berpegang pada keyakinan saya secara taat. Tidak masalah betapa sulitnya ini."
Afellay berpendapat, agama tetap nomor satu, bahkan melebihi sepak bola. Dengan berpegang teguh pada agama, ia berharap bisa mendapatkan hasil terbaik dalam kariernya. "Itu memberikan saya sebuah perasaan positif," ujar penghuni tim nasional Belanda ini
Di banding liga top Eropa, dunia sepak bola Belanda cenderung merespons positif terhadap keinginan pemain Muslim yang ingin melaksanakan puasa. Puluhan pemain Islam ambil bagian dalam kompetisi Belanda, kebanyakan dari mereka dengan latar belakang Maroko.
Klub-klub tidak mencegah para pemain dari mengamati pembatasan Ramadhan. Beberapa bahkan mencoba untuk beradaptasi jadwal pelatihan mereka sesuai.
Pada tahun 2007, PSV Eindhoven mengadakan seminar tentang "olahraga di Ramadhan" dengan pemateri ulama, dokter, dan dokter spesialis yang mengupas fisik pemain yang memilih berpuasa di tengah ketatnya jadwal pertandingan.
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik