Manusia kadang takut dan cemas karena berbagai sebab. Masalah rizki kadang mendorong orang untuk berbuat kelewat batas. Menipu, korupsi, mencopet, merampok, membunuh dan sebagainya. Masalah itu mendorong orang tua memfokuskan pendidikan anak-anaknya pada bidang-bidang yang kelak memberikan income sebanyak-banyaknya tanpa diimbangi pendidikan dan pengetahuan agamanya.
Orang beriman yakin bahwa rizki ada pada Alloh yang maha kaya. Maka ia tidak terpukau untuk memusatkan segala aktifitasnya untuk rizki. Bertebaran ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan jaminan rizkinya. Diantaranya firman Alloh :
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.”(QS Adz-Dzariyat [51]:22-23)
Berkata Imam Al-Basri: “Allah melaknat orang yang tidak percaya bahwa Alloh telah bersumpah menjamin rizki mereka.”
Berkata Ues Al-Qarni ra. “Andaikata engkau beribadah kepada Alloh sebanyak ibadahnya penghuni langit dan bumi, tidak akan diterima ibadahmu sebelum engkau percaya kepada Allah akan jaminan-Nya.”
Berkata Imam Al-Ghazali: “Kami dapat berita bahwa ada seorang Nabbas (pencuri kain kafan di kuburan) tobat didepan imam Abu Yazid Al-Bustomi ra. Maka Abu Yazid berkata:“‘Syukur engkau taubat, tapi apa sebab maka engkau bertaubat?’ Berkata orang itu: “Kurang lebih aku sudah menggali 1000 kuburan. Semua mukanya berpaling dari kiblat, hanya ada dua mayit yang tetap menghadap kiblat.” Maka berkata Imam Yazid: “Kasihan mereka, karena ragu-ragu tentang rizki sehingga memalingkan muka mereka daripada kiblat”.
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik