Pages

Monday, July 23, 2012

Karomah Versus Sihir

Setengahe Ulama Jawi ingaranan karomat   # Ing hale sifate fasiq tan taubat
Dumeh Dzohire angowahaken adat             # Tinemu Owah sebab sihir maksiyat

( sebagian ulama jawa dianggap memiliki karomah, padahal kelakuan dan sifatnya fasiq tidak pernah taubat, mentang-mentang bisa merubah adat ( membuat hal yang luar biasa ), padahal itu semua dilakukan dengan menggunakan sihir )
Paradigma yang berkembang di masyarakat adalah munculnya anggapan siapapun yang memiliki kelebihan dengan menampilkan hal-hal yang luar biasa seperti bisa berjalan di atas air, tidak mempan dibakar dan sakti mandraguna, maka orang tersebut akan mendapatkan pengakuan dari masyarakat sebagai wali atau setengah wali. Oleh sebab itu untaian bait di atas merupaka sebuah kritikan yang dilontarkan oleh Syaikh Ahmad Rifa’i Al Jawi ketika beliau melihat fenomena seperti itu di masyarakatnya saat itu. Beliau melihat dan merasakan bahwa dengan munculnya anggapan seperti itu, maka aqidah masyarakat akan terancam. kenapa demikian ?.Sebab ketika masyarakat mendewakan seseorang dan melegitimasikannya sebagai seorang wali atau setengah wali, maka yang muncul pada akhirnya adalah usaha untuk mengikutinya dan membenarkan apa yang disampaikannya, dan jika dalam prakteknya ada perbuatan atau perkataannya yang tidak sesuai syariat, maka mereka akan dengan sekuat  tenaga mencarikan landasan dan alasan untuk membenarkannya. oleh karenanya beliau dengan bersemangat menjelaskan kepada umat Islam agar tidak melihat bahwa segala sesuatu yang luar biasa itu adalah karomah, karena bisa jadi yang mereka gunakan adalah sihir. sebab sihirpun bisa membuat perkara yang wajar menjadi tak wajar

Syaikh Ahmad Ar Rifa’I mengklasifikasikan dalam kitab Syarihul iman perkara yang luar biasa tersebut menjadi delapan :
Pertama : Mukjizat yaitu peristiwa luar biasa yang diberikan Allah kepada para Nabi sebagai tanda akan kenabiannya serta bertujuan melemahkan hujjah dari para penentangnya, seperti Nabi Musa yang dapat membelah lautan dengan tongkatnya.
Kedua : Irhash yaitu hal luar biasa yang diberikan kepada calon Nabi, seperti Nabi isa As yang dapat berbicara ketika masih dibuaian.
Ketiga : Karomah yaitu peristiwa luar biasa yang diberikan kepada pari waliyullah, yang dhohirnya menjalankan syariat serta melakukan amar makruf nahi munkar.
Keempat : Maunah yaitu pertolongan Allah kepada orang awwam untuk dapat menjalankan Ibadah.
Kelima : Istidraj yaitu hal hebat yang diberikan kepada orang kafir atau mukmin pelaku maksiyat sebagai penglulu (dibiarkan dalam kemaksiyatan 0.
Keenam : Ihanah yaitu hal luar biasa yang diberikan kepada orang kafir atau orang fasiq dengan tujuan untuk menghinakan mereka dimata Allah Swt.
Ketujuh : Sihir yaitu hal luar biasa yang diberikan kepada orang kafir dan para pensyekutu Allah.
Kedelapan : Sughbadzah yaitu sulapan.

Melihat dan menghayati uraian Syaikh Ahmad Rifa’I di atas, dapat di rasakan bahwa mustahil orang akan mendapatkan karomah dari Allah apabila perilakunya bertentangan dengan agama. Peristiwa yang luar biasa itu bias jadi istidraj, ihanah sihir ataupun sughbadzah. Sebab karomah hanya akan diberikan kepada para kekasih Allah yang menjalankan agama dengan baik, dan mereka tidak mencarinya kan tetapi itu adalah anugerah dari Allah Swt semata. Seperti ketika sayyidina Umar mampu memberikan instruksi kepada pasukannya yang berada di atas bukit, padahal beliau sedang berada di Madinah, hal ini Cuma terjadi sekali dan tidak terulang lagi. Ibnu Athoillah berpesan kepada kita “ La Tathlubil karomah wathlubil istiqoomah.” Janganlah kalian mencari karomah tapi carilah istiqomah.
Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment