Al-Quds – Perjuangan di pangkuan langsung Masjid Al-Aqsha dan jantung kota Al-Quds harus dibayar mahal. Mereka harus ditangkap Israel dalam aksi perlawanan mereka. Lebih dari 250 anak-anak, pemuda, aleg, bahkan Menteri Urusan Kota Al-Quds Khalid Abu Arafah harus menjadi korban penangkapan dan penahanan Israel.
Kepala Lembaga Keluarga Tawanan Al-Quds, Amjad Abu Ashb menegaskan bahwa kini di penjara Israel mendekam lebih dari 250 tawanan Al-Quds. Kebanyakan dari daerah Silwan, selatan Masjid al-Aqsha, kemudian disusul daerah Isawiyah, Jabal Mubakir, Ath-Thur. Sebab aksi perlawanan atas kekerasan Israel kebanyakan terjadi di kampung Bustan, Raas Amud, Wadi Rababiyah, Wadi Halwah di Silwan. Bahkan sasaran penangkapan sering adalah anak-anak.
Abu Ashb menegaskan, 37 tawanan Al-Quds menerima vonis penjara seumur hidup. Ada enam tawanan sudah mendekam lebih dari 18 tahun, ada yang sudah 20 tahun yakni Samir Abu Na’mah, Bilal Abu Husain.
Sementara itu ada 14 anak-anak di bawah 16 tahun dari al-Quds ditawan Israel. mereka diperlakukan Israel layaknya orang dewasa dalam dengan kasus keamanan. Di penjara mereka diperlakukan seperti tahanan terpidana. Semangat perjuangan mereka berusaha dihancurkan Israel. sementara mereka yang ditahan secara administrative ada dua yakni aleg Syekh Muhammad Abu Thair dan Asmar Al-Asmar.
Tawanan Al-Quds juga mengalami tindakan diskriminatif dan pelanggaran. Tujuannya mereka ingin diusir dari tanah air mereka. Penangkapan terhadap aleg dan anak-anak adalah yang melanggar hukum dan kesepakatan internasional.
Fakhruddin Abu Dayyab dari komite Pembelaan Baldah Silwan menegaskan bahwa penjajah Israel sebelum menahan di penjara mereka menangkap 730 warga Silwan semuanya dari anak-anak sejak awal tahun ini. Sebagian mereka dibebaskan lagi dengan jaminan dan denda tinggi dan lainnya dibuang. Sementara puluhan lainnya dijebloskan ke penjara dengan masa waktu berbeda-beda.
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik