Pages

Tuesday, July 17, 2012

Muslim AS Ingin Rohingya Dilindungi Haknya

Di tengah laporan penyiksaan dan kelaparan yang melanda minoritas Muslim, sebuah kelompok   Muslim di Amerika Utara telah menyerukan penghormatan hak asasi manusia terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.

"ISNA menolak kebijakan-kebijakan menindas yang sedang berlangsung ini dan sangat merasa sedih oleh pembantaian akhir-akhir ini pada Muslim Rohingya yang tidak bersalah," kata  Islamic Society of North America dalam pernyataan yang diperoleh OnIslam.net pada hari Minggu, 15 Juli.

"Kami berdiri tegas menentang penggunaan perbedaan etnis dan agama untuk melakukan penganiayaan terhadap masyarakat minoritas, terlepas dari negara, agama, atau keadaan. Tindakan pemerintah Myanmar saat ini tentu saja  tidak dapat diterima, dan orang-orang Rohingya harus diberikan hak-hak dasar manusia."

Digambarkan oleh PBB sebagai salah satu minoritas dunia yang paling dianiaya, etnis-Bengali Myanmar Muslim ini umumnya dikenal sebagai Rohingya, menghadapi diskriminasi di tanah air mereka sendiri. Mereka telah diabaikan hak kewarganegaraan sejak amandemen terhadap undang-undang kewarganegaraan tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di rumah mereka sendiri. Pemerintah Myanmar serta mayoritas rakyat Myanmar yang beragama Buddha menolak untuk mengakui istilah "Rohingya", menyebut mereka sebagai "Bengali".

Pengamat internasional dilarang mengunjungi negara bagian Rakhine, di mana mayoritas Rohingya hidup, membuat pengumpulan data terhadapa muslim Rohingya yang akurat akan sulit. Pekan lalu, Human Rights Watch menuduh pasukan keamanan Myanmar menggunakan "kekuatan brutal" terhadap Muslim Rohingya.

"Rohingya Muslim memerlukan izin pemerintah untuk menikah, dilarang memiliki lebih dari dua anak per keluarga, dan menjadi sasaran perbudakan modern melalui kerja paksa," kata ISNA.
(islamic-defenders)

No comments:

Post a Comment