
"Adalah penting bahwa halal diakui sebagai lebih dari sekedar komoditas berbasis ekonomi tapi divalidasi karena entitas yang semakin besar dan luas yang mencakup gaya hidup, budaya dan politik," kata seorang dekan sekolah bisnis di Selandia Baru Profesor Greg Whittred, kepada New Zealand Herald Senin, 2 Juli.
Di Selandia Baru, bisnis telah memfokuskan terlalu banyak pada ekspor makanan, mengabaikan sektor halal lainnya. Saati industri Muslim berkembang secara global, New Zealand Asia Institute telah mnyerukan kepada pelaku bisnis di negara itu untuk menyadari dimensi lain dari ekonomi halal global.
Berbagai sektor termasuk produk IT, jasa keuangan, travel, dan pariwisata, merupakan sektor yang penting ungkap institute, yang merupakan bagian dari University of Auckland Business School.
"Dalam hal investasi, idealnya bank atau perusahaan investasi harus berinvestasi pada produk yang baik bagi perekonomian," kata Zaidah Mustaffa, dosen Bisnis internasional.
Dia berpendapat bahwa sektor usaha di New Zealand yang bekerja di bidang pariwisata bisa mengatur tur halal dengan kunjungan ke masjid, shalat atau makan di restoran yang menyajikan makanan halal.
Ekspor terbesar produk halal Selandia Baru adalah domba, daging sapi, produk susu, dan jasa keuangan yang terkonsentrasi di Cina, Taiwan, Jepang dan Korea.
Analis berpendapat bahwa lokasi Selandia Baru di dekat Tenggara dan Asia Selatan sebagai mana terdapat pasar besar seperti Malaysia, Indonesia dan India bisa membuka keran miliaran dolar dari perdagangan di masa depan.
"Ini merupakan pasar besar bagi daging Selandia Baru," kata Tony Egan, managing director dari Greenlea, eksportir daging yang berbasis di Waikato.
"Delapan puluh persen pabrik pengolahan daging di negara kami telah bersertifikat halal," katanya.
Setahun terakhir ini, ekspor daging bersertifikat halal Selandia Baru untuk pasar negara-negara muslim bernilai hampir $ 490 juta dolar bagi perekonomian.
Egan mengatakan perusahaannya semakin banyak mengekspor daging sapi ke pasar terdekat seperti Indonesia dan Malaysia. Dia mencatat bahwa Selandia Baru telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin dunia di pasar daging halal selama 10 sampai 15 tahun terakhir.
Patut menjadi catatan bagi pengusaha Muslim di berbagai negara muslim atau Indonesia khususnya untuk memanfaatkan pasar industri halal yang berkembang pesat. Sehingga ibaratnya umat Islam dapat menjadi tuan rumah bagi industri yang berguna untuk mengembangkan perekonomian umat Islam itu sendiri. Bukan hanya menjadi konsumen saja tetapi juga harus menjadi produsen yang mumpuni.
[muslimdaily.net/OI]
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik