Siapa yang merekam peristiwa itu? Dia adalah Fahd Al-Bakoush, seorang aktivis. Bakoush mengaku, melihat duta besar masih "menggerakkan bibir dan matanya, dan tubuhnya menjadi gelap karena asap".
Kepada Reuters, Bakoush menuturkan, penyerbuan kedutaan terjadi tak lama setelah beberapa petugas keamanan bersenjata Kedutaan AS di Libya menolak tuntutan pengunjuk rasa untuk menurunkan bendera dan memasuki kompleks kedutaan.
Kekerasan pun dimulai setelah aparat menembakkan senjatanya untuk menakut-nakuti para demonstran. Aksi inilah yang kemudian memprovokasi pengunjuk rasa marah, dan mendorong elemen-elemen garis keras untuk melemparkan granat serta bom molotov.
Tak lama setelah itu, hampir 100 demonstran masuk ke kompleks dengan sedikit perlawanan dari petugas keamanan kedutaan. Para demonstran itu kemudian dengan bebas menghancurkan gedung kedutaan.
Bakoush baru menyadari bahwa yang ditemukan itu adalah duta besar AS di hari berikutnya. Namun, dia terkejut, mengapa seorang duta besar ditinggalkan sendiri di sebuah ruangan tanpa ada ajudannya.
"Saya pikir, duta besar seharusnya menjadi orang yang pertama untuk melarikan diri (dalam keadaan seperti itu)," katanya.
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik