Islamic Defenders - Manuela Mirela Tanescu lahir dan besar di Bukarest, Rumania. Keluarganya merupakan penganut Kristen Ortodoks. Namun, dari kecil ia tidak pernah ke gereja.
“Keluargaku tidak terlalu religius, tapi kita selalu percaya adanya Tuhan,” akunya seperti dinukil onislam.net.
Jalan hidupnya berubah, ketika ia dinikahi Muslim Palestina. Melalui
suaminya itu ia berkenalan dengan Islam. Hingga akhirnya setelah
mengunjungi Yordania, Suriah, Iran, Pakistan, Malaysia dan Indonesia, Mirela memutuskan memeluk Islam di Teheran, Iran.
“Saya berterima kasih padanya,” kenang Mirela.
Menurut Mirela, Islam adalah agama yang mudah dimengerti dan logis. Berbeda dengan ajaran Kristen yang membingungkan.Mirela mencontohkan, umat Islam diwajibkan melaksanakan shalat lima
waktu, sementara orang Kristen hanya beribadah pada hari Ahad saja.
Singkatnya, kewajiban itu membuat umat Islam cenderung religius
ketimbang umat Nasrani.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Manuela Mirela mulai
mendalami agama baru yang dipeluknya. Tak hanya terpesona dengan tata
cara beribadah umat Islam, ia juga tertarik dengan tata cara kehidupan
umat muslim di sejumlah negara Islam.
Hal lain yang menarik perhatian dirinya adalah selama kunjungannya ke
sejumlah negara Islam, lingkungan yang ditinggali umat Islam lebih
bersih ketimbang daerah yang dihuni non-muslim. Selain itu, Islam
menghormati dan memuliakan semua Nabi dan Rasul.
“Jadi, aku mencintai Nabi Muhammad SAW tanpa kehilangan Yesus,” kata dia.
Kekaguman Mirela lainnya adalah Islam sangat menghargai perempuan.
Sebabnya, ia merasa heran dengan sikap Barat yang selalu saja menyatakan
muslimah itu derajatnya lebih rendah daripada laki-laki. Padahal,
perempuan Barat justru lebih direndahkan sebagai akibat dari
materialistis peradaban barat.
Mereka menjadi komoditas dan objek seksual tanpa batas. Sementara
Islam, tidak demikian. (baca: Manuela Mirela: Islam Agama yang Mudah
Dimengerti).
“Aku melihat banyak orang yang membenci Islam karena mereka tidak
tahu bagaimana Islam sebenarnya. Itu juga menjadi otokritik kita, yang
kadang lupa dengan identitas sebagai muslim,” papar dia.
Sumber ; kisahmuallaf.com
No comments:
Post a Comment