Islamic Defenders - Jakarta - Mantan teknisi US Air Force Jerry D Gray bicara banyak soal revolusi Arab, isu terorisme dan hubungannya dengan Amerika Serikat. Soal perang melawan terorisme yang dikampanyekan negara asal Jerry, Amerika Serikat mislanya, Jerry dengan tegas menyebutnya sebagai war on Islam (perang melawan Islam) bukan war on terrorism.
"Sekarang digalakkan War on Terror. Sebenarnya tidak ada War on Terror, yang ada War on Islam. Setiap Hillary Clinton datang ke Indonesia, isu terorisme selalu dibahas. Di sini tidak ada teroris, saya sudah lama disini dan saya masih hidup," ujar mualaf yang produktif mengeluarkan buku ini dalam diskusi terbuka bertajuk "Krisis Arab: Islam dan Barat" di Kantor DPP PBB, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2012).
Selain membahas soal terorisme, Jerry D Gray juga menyinggung Usamah bin Ladin yang dulu menjadi buronan utama dan gembong teroris. AS diklaim memanipulasi media lewat wawancara yang dilakukan Osama sebelum 9 September, hal itu terlihat karena gerak bibir Usama bin Ladin tidak sinkron dengan suaranya.
Soal perang di Suriah, Jerry yang punya nama Islam, Haji Abdurachman, itu mengungkapkan adanya peran gerakan persekutuan New World Order yang ingin menguasai dunia.
Gerakan yang dikatakan Jerry sebagai tentara Dajjal itu, mulai memainkan peranan di dalam konflik Suriah. Pada dasarnya, mereka menginginkan sebuah pergantian rezim di negeri Arab itu dengan rezim baru yang membela AS. "Freemason itu ada di belakang Perang Dunia I, di belakang Perang Dunia II dan di belakang konflik sekarang," jelasnya.
Jerry D Gray juga menyebut gerakan Freemasonry sebagai gerakan penyebar fitnah yang berhasil menguasai seluruh petinggi negara dan juga para pemuka agama di negara manapun. Hal itu terlihat dari kemunculan pemuka agama homoseksual di AS, Inggris dan sejumlah negara lainnya. Bahkan dia menuding semua tokoh atau pimpinan Katolik sekarang sebagai bagian dari freemason.
Untuk Indonesia, Jerry berpesan umat Islam tidak boleh pecah. Umat Islam harus bersatu. "Jangan sampai seperti di Suriah yang didesain oleh AS serta pembentukan tatanan dunia baru sesuai misi freemason," tandasnya.
sumber ; sionline
"Sekarang digalakkan War on Terror. Sebenarnya tidak ada War on Terror, yang ada War on Islam. Setiap Hillary Clinton datang ke Indonesia, isu terorisme selalu dibahas. Di sini tidak ada teroris, saya sudah lama disini dan saya masih hidup," ujar mualaf yang produktif mengeluarkan buku ini dalam diskusi terbuka bertajuk "Krisis Arab: Islam dan Barat" di Kantor DPP PBB, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2012).
Selain membahas soal terorisme, Jerry D Gray juga menyinggung Usamah bin Ladin yang dulu menjadi buronan utama dan gembong teroris. AS diklaim memanipulasi media lewat wawancara yang dilakukan Osama sebelum 9 September, hal itu terlihat karena gerak bibir Usama bin Ladin tidak sinkron dengan suaranya.
Soal perang di Suriah, Jerry yang punya nama Islam, Haji Abdurachman, itu mengungkapkan adanya peran gerakan persekutuan New World Order yang ingin menguasai dunia.
Gerakan yang dikatakan Jerry sebagai tentara Dajjal itu, mulai memainkan peranan di dalam konflik Suriah. Pada dasarnya, mereka menginginkan sebuah pergantian rezim di negeri Arab itu dengan rezim baru yang membela AS. "Freemason itu ada di belakang Perang Dunia I, di belakang Perang Dunia II dan di belakang konflik sekarang," jelasnya.
Jerry D Gray juga menyebut gerakan Freemasonry sebagai gerakan penyebar fitnah yang berhasil menguasai seluruh petinggi negara dan juga para pemuka agama di negara manapun. Hal itu terlihat dari kemunculan pemuka agama homoseksual di AS, Inggris dan sejumlah negara lainnya. Bahkan dia menuding semua tokoh atau pimpinan Katolik sekarang sebagai bagian dari freemason.
Untuk Indonesia, Jerry berpesan umat Islam tidak boleh pecah. Umat Islam harus bersatu. "Jangan sampai seperti di Suriah yang didesain oleh AS serta pembentukan tatanan dunia baru sesuai misi freemason," tandasnya.
sumber ; sionline
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik