Pages

Monday, July 2, 2012

Bantahan Penyaliban : Yesus Barabbas

Bukti : Pelepasan Barabbas
Dari Arreestus ke Barabbas

Sebelum membahas langsung kisah pelepasan Barabbas, ada baiknya kita memetakan gerakan-gerakan yang dituduhkan kepada Yesus Kristus dari saat penangkapannya hingga waktu pelepasan Barabbas. Dengan menggunakan empat injil kanonik sebagai sumber informasi ini, perbandingan yang singkat atas keempat injil ini menyingkapkan ketaksepakatan yang signifikan di atanra keempatnya. Informasi ini disuguhkan dalam tabel 2, dan pembaca bebas untuk menarik kesimpulan sendiri mengenai reliabilitas catatan-catatan injil atas pelbagai macam gerakan Yesus Kristus selama terjadi peristiwa-peristiwa ini.

Tabel 2 :
Rangkaian Gerakan Yesus Kristus yang dilaporkan antra penangkapannya dan pelapasan Barabbas 
Matius Markus  Lukas  Yohanes 
      Kepda Ann 
Kepada Kayafas  Kepada Kayafas  Kepada Kayafas  Kepada Kayafas 
Kepada Sanhedrin?  Kepada Sanhedrin?  Kepada Sanhedrin?   
    Kepada Pilatus   
    Kepada Herod   
Kepada Pilatus Kepada Pilatus Kepada Pilatus Kepada Pilatus
Rangkaian Matius didasarkan pada
Matius 26: 57, 27: 1, 27:1-2. 
Rangkaian Markus didasarkan pada
Markus 14: 53; 15: 1, 15:1
Rangkaian Lukas didasarkan pada
Lukas 22: 54; 22:66; 23:1, 23:6-8; 23:11
Rangkaian Yihanes didasarkan pada
Yohanes 18:12-13, 18:24; 18:28.
Pelepasan Barabbas

Pelepasan Barabbas diceritakan oleh keempat injil kanonik di atas,
1 dan di antara keempatnya, banyak rincian yang sama mengenai peristiwa tersebut. Dalam masing-masing laporan, Pontius Pilatus, gubernur Roma untuk Yudaea, memberikan pilihan kepada sekelompok orang Yahudi antara melepaskan dua orang tahanan, salah satunya digambarkan sebagai Yesus Kristus, dan yang lainnya digambarkan sebagai seorang terkenal yang berada di luar perlindungan hukum, yang hanya dikenal sebagai Barabbas. Kelompok yang kebingungan itu memilih Barabbas untuk dilepaskan. Oleh karenanya, Pilatus melepaskan Barabbas, dan Yesus kristus konon disalib. Namun demikian, seperti akan segera dijelaskan, interpretasi Sekolah Minggu atas penggambaran injil ini kurang akurat, utamanya karena sebagian besar teks kuno yang akurat dari injil-injil tersebut telah lama dihindarkan dari orang awam hingga masa-masa sekarang. Di antara empat laporan tersebut, laporan Matius sejauh ini paling menjelaskan dan rinci, dan penuturan inilah yang dikutip di bawah :

Kini Yesus berdiri di hadapan gubernur; lalu gubernur bertanya kepadanya, “Apakah engkau Raja orang-orang Yahudi?” Yesus menjawab, “Engkau yang berkata demikian”.  Kini saat perayaan pesta, gubernur biasanya melepaskan seorang tahanan untuk dikembalikan ke kelompoknya, seseorang yang diinginkan kelompoknya. Pada saat itu, mereka memiliki seorang tahanan termasyur, yang dipanggil Yesus Barabbas. Demikianlah, setelah mereka berkumpul, Pilatus bertanya kepada mereka, “Siapakah yang ingin kalian lepaskan, Yesus Barabbas atau Yesus yang disebut Juru Selamat?” karena ia menyadari bahwa bukanlah karena iri hati sehingga mereka menyerahkannya. Sementara ia duduk di kursi pengadilan, istrinya berkata kepdanya, “Tidak ada yang harus dilakukan dengan orang suci itu, karena hari ini aku banyak menderita disebabkan oleh mimpi tentangnya”. Kini para pendeta ketua dan para sesepuh membujuk kelompok itu agar meminta Barabbas dan membunuh Yesus. Gubernur bertanya lagi kepada mereka, “Siapakah yang kalian ingin aku lepaskan untuk kalian?” Dan mereka menjawab, “Barabbas”. Pilatus berkata kepada mereka, “maka apa yang harus aku lakukan dengan Yesus yang disebut Juru Selamat ini?” mereka semua menjawab, “Biarlah ia disalib!” Kemudian ia bertanya, “Mengapa, kejahatan apa yang telah ia lakukan?” Tetapi mereka semua berteriak lebih keras lagi, “Biarkanlah ia disalib!” Demikianlah, ketika Pilatus memahami bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan, kecuali kerusuhan itu telah dimulai, ia mengambil hati dan membasuh tangannya di hadapan kelompok tersebut, seraya mengatakan, “Aku suci dari darah orang ini; lihatlah darah itu pada diri kalian sendiri”. Kemudian orang-orang itu menjawab, “Darahnya menjadi tanggungan kami dan anaj-anak kami!” demikianlah ia melepaskan Barnabbas untuk mereka; dan setelah mencambuk Yesus, ia menyerahkan Yesus untuk disalib.2
Sebagai lanturan sekilas, perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan apokrif secara konsisten mengidentifikasi nama istri Pilatus sebagai Procla.3 (Lebih jauh mengenai statusnya menurut gereja-gereja Kristen awal akan diuraikan kemudian dalam bab ini).
Identitas Barabbas

Teks yang dikutip dari Matius di atas, seperti ditemukan dalam
The Holy Bible: New Revised Standard Version (NRSV), dengan jelas mengidentifikasi Barabbas sebagai orang yang memiliki nama Yesus. Dalam melakukan identifikasi ini, NRSV menggunakan sebagian besar teks-teks kuno,4 agar bisa mengoreksi penghapusan nama yang diberikan kepada Barabbas, yaitu Yesus, yang terjadi pada versi-versi awal Alkitab.
Sebenarnya, para sarjana alkitabiah telah lama mengetahui dari teks-teks Matius kuno ini bahwa nama Barabbas adalah Yesus. Namun, informasi ini secara khusus tidak disampaikan kepada masyarakat awam. Dalam King James Version dari Alkitab tahun 1611, sama sekali tidak ada penyebutan nama Barabbas sebagai Yesus. Dalam Revised Standard Version (RSV) tahun 1946, informasi ini akhirnya dimasukkan dalam teks tersebut sebagai catatan kaki yang tidak jelas. Akhirnya, dalam New Revised Standard Version (NRSV) tahun 1989, informasi paling awal dan paling lengkap berkenaan dengan Barabbas disuguhkan secara langsung dalam teks tersebut, dimana ia pada awalnya diduga (bernama yesus Barabbas), dan Barabbas yang sebelumnya tidak dikenal sekali lagi telah menjadi Yesus Barabbas.
Namun demikian, para penerjemah Alkitab masih merahasiakannya dari masyarakat awam. Mereka masih belum menggenapi tugas mereka untuk mendidik masyarakat Kristen awam dan menjadikan teks Alkitab bisa diakses oleh sebagian besar umat Kristen. Mereka kini telah mempresentasikan Barabbas sebagai Yesus Barabbas, tetapi mereka masih belum menunjukkan bahwa “Barabbas” bukanlah nama, tetapi merupakan patronimik (nama yang hampir sama dengan nama ayahnya).5 Patronimik meruapkan sebuah pengenal, sementara orangnya dikatakan sebagai putra X. Oleh karenanya, dalam Perjanjian Baru, kita menemukan murid Simon Petrus juga dipanggil Simon bar Jonah, yaitu, Simon putra Yunus.6 Namun demikian, para penerjemah Alkitab secara konsisten sama-sama memberlakukan kata-kata bahasa Arama  bar dan Abbas, karenanya menerjemahkan Jesus bar Abbas sebagai Yesus Barabbas, atau lebih buruk lagi, sebagai Barabbas saja. Dengan demikian seperti ini, dan dengan menyadari bahwa bar hanyalah berarti putra dari, sekarang kita bisa mengidentifikasi Barabbas sebagai Yesus putra Abbas. Namun demikian, bahkan dengan menerima terjemahan tersebut sampai titik ini, terjemahan tersebut tetap agak salah-arah, karena Abbas bukanlah sebuah nama. Kata Abbas masih harus diterjemahkan lagi dari bahasa Arama. Abbas berarti ayah, dan Barabbas secara langsung dan tak-ambigu diidentifikasi dalam Matius sebagai “Yesus, putra Bapa”!7 Kini, jika kita harus bertanya kepada seratus orang Kristen yang dipilih secara acak mengenai identitas “Yesus, putra Bapa”, niscaya kita akan mendapatkan seratus identifikasi positif mengenai Yesus Kristus.
Barabbas tidak lain adalah Yesus sendiri, putra Bapa!8 Ini bukanlah identifikasi yang didasarkan pada sebagian kitab apokrif, yang mungkin atau tidak mungkin memiliki bukti yang mengacu pada gereja-gereja Kristen awal, seperti halnya kasus Injil Barnabas. Bahkan, ini juga bukan identifikasi yang didasarkan pada kitab-kitab apokrif, yang bisa secar alangsung ditelusuri hingga ke gereja-gereja Kristen awal, seperti dalam kasus Kitab Jeus, Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung, atau Perbuatan-perbuatan Yohanes. Ini merupakan identifiaksi yang dibuat langsung oleh Injil kanonik Matius.
Namun demikian, ini merupakan identifikasi yang hanya bisa dilakukan sekali: teks-teks awal Matius pada kahirnya menjadi teks-teks yang diakui, seperti dalam kasus NSRV; dan pembaca telah menggenapi terjemahan dua kata tersebut, yang masih belum diterjemahkan oleh para penerjemah Alkitab, dan karenanya, pernyataan-Matius yang sebenarnya masih gelap bagi orang awam. Memahami kutipan dari Matius ini sama artinya dengan mengupas sebuah opini. Dari lapisan demi lapisan yang harus disingkap sebelum kita sampai pada inti yang sebenarnya. Sementara sebelum kita sampai pada inti yang sebenarnya. Sementara kita bisa memahami bahwa para penerjemah Alkitab telah mulai mengupas opini tersebut untuk masyarakat awam, proses pengupasan tersebut amat-sangat lambat, dan masih belum lengkap. Pelbagai macam lapisan ini disuguhkan pada Tabel 3 di bawah :

Tabel 3:
Lapisan-lapisan Identitas Barabbas 
Lapisan  Identitas yang Diungkap Versi Alkitab 
1 Barabbas Versi Raja James, 1611
2 Yesus Barabbas sebagai catatan Versi Standar yang Direvisi, 1946
3 Yesus Barabbas Versi Standar Baru yang Direvisi, 1989
4 Yesus bar Abbas
5 Yesus putra Abbas
6 Yesus, putra Bapa
Berdasarkan pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa menurut Matius, Pontius Pilatus menawarkan untuk melepskan salah seorang dari dua tawanan pada hari itu, yaitu “Yesus, putra Bapa” atau “Yesus yang disebut Juru Selamat”.9 Menurut penuturan Matius, kelompok tersebut memilih “Yesus putra Bapa” untuk dilepaskan. Pilatus memenuhi permintaan mereka, dengan melapaskan “Yesus, putra Bapa” dan menghukum “Yesus yang disebut Juru Selamat”.10 Paling tidak, laporan Matius menujukkan bahwa ada kekaburan berkenaan dengan siapa yang dilepaskan dan siapa yang disalib. Terombang-ambing di antara dua, “Yesus, putra Bapa” dan “Yesus yang disebut Juru Selamat”, bagaimana kita bisa memutuskan siapa adalah siapa?
Jawaban atas pertanyaan tersebut memang bisa dipeoleh, tetapi memerlukan kecermatan. Sebelum Pilatus bertanya kepada kelompok itu perihal siapa yang ingin mereka lepaskan, Matius menuturkan bahwa Pilatus menanyakan sebuah pertanyaan tunggal dan tajam kepada Yesus, yaitu. “Apakah engkau adalah Raja orang-orang Yahudi?”11 ini merupakan satu-satunya hal yang membuat Pilatus tertarik. Apakah Yesus mengajukan klaim sebagai Raja orang-orang Yahudi, dan karenanya mempimpin pemberontakan melawan Roma? Pilatus sama sekali tidak peduli dengan perselisihan internal di antara para penguasa agama Yahudi. Baik seseorang mengklaim atau tidak sebagai seorang tokoh agama seperti Juru Selamat, tidaklah menjadi perhatiannya. Ia hanya ingin meneguhkan klaim kedudukan sebagai raja (kingship), karena hal ini mencakup otoritas duniawi dan sekuler, yang merupakan ancaman bagi kekuasaan imperial Roma. Oleh karenanya, ia tidak bertanya apakah Yesus seorang Juru Selamat teologis, karena Pilatus tidak peduli dengan masalah ini. Akan tetapi, Pulatus benar-benar peduli jika Yesus mengklaim sebagai raja orang-orang Yahudi. Mengklaim diri sebagai Juru Selamat teologis bukanlah kejahatan menurut hukum Roma, sementara mengklaim diri sebagai Raja orang-orang Yahudi tentu saja merupakan kejahatan.
Di sini, kita harus menguji apa yang dimaksud dengan “Yesus yang disebut Juru Selamat”. Generasi-generasi kaum Kristen yang menghadiri Sekolah Minggu telah diindoktrinasi dengan konsep teologis Sang Juru Sealmat, yang sudah dimulai sejak zaman gereja-gereja Kristen awal. Namun demikian, kata Mashiah dalam bahasa Ibrani, yang diterjemahkan menjadi Messiah(Juru selamat) dalam Alkitab, sebenarnya berarti ditahbiskan. Sama halnya, kata bahasa Yunani Chritos, yang diterjemahkan menjadi Crist (Kristus) dalam alkitab sebenarnya merupakan terjemahan Yunani dari kata Mashiah dalam bahasa Ibrani. Oleh karenanya, meskipun kata-kata Pilatus adalah Yesus yang disebut Juru Selamat, sebenarnya yang ia katakan adalah “Yesus yang disebut orang yang ditasbihkan”. Siapakah yang telah disucikan dari bangsa Israel? Jawabannya adalah para raja dan para pendeta tinggi Iarael. Dalam hal ini, setiap pemberontak yang mengajukan klaim sebagai raja Israel – dan banyak orang semacam ini pada abad pertama Masehi – maka ia akan ditasbihkan sebagai raja Israel, dan bisa disebut sebagai “Juru Selamat”.12
Setelah memantapkan perhatian Pilatus, dan karenanya setelah memantapkan tuduhan sebanarnya terhadap Yesus, yaitu mengklaim sebagai Raja orang-orang Yahudi, dan setelah menetapkan makan sebenarnya dari kata “Juru Selamat”, kini kita beralih pada keterangan yang sama mengenai pelepasan “Yesus, putra Bapa” dalam Markus.
Demikianlah, kelompok itu datang dan mulai miminta Pilatus melakukan sesuatu untuk mereka sesuai dengan adat kebiasaannya. Kemudian ia memberi jawaban kepada mereka, “Apakah kalian ingin aku melepaskan Raja orang-orang Yahudi itu untuk kalian?” ? Namun, para pendeta ketua menghasut mereka agar meminta Pilatus melepaskan Barabbas untuk mereka.13
Perhatikanlah adanya perubahan yang halus, tetapi amat sangat penting. Pilihannya dalah antara “Yesus, raja orang-orang Yahudi” dan “Yesus, putra Bapa!” Dalam versi ini tidak ada ambiguitas atau kebingungan kerkenaan dengan identitas. Yesus, yang mengklaim sebagai raja orang-orang Yahudi, dan dengan demikian juga telah ditasbihkan, yaitu, telah menjadi seorang Juru Selamat, diserahkan untuk disalib, sementara Yesus, putra Bapa, dilepaskan. Apalagi yang lebih sederhana atau lebih gamblang daripada hal itu? Kini, siapakah Yesus ini, yang mengklaim dirinya sebagai raja orang-orang Yahusi? Mungkin dia adalah seseorang yang telah ditemui dalam bab ini, yaitu, “Yesus, orang Galilea”, yaitu, pemberontak paramiliter, yang disangkal oleh Petrus tadi.14 Dialah Yesus ini, yang merupakan pembunuh dan pemberontak sebenarnya, yang tuduhan-tuduhannya secara keliru dinisbahkan kepada Yesus, putra Bapa, melalui kebingungan, baik sengaja maupun tidak, yang diciptakan oleh para penulis injil atau penerjemah, para redaktur, atau para penyuntingnya.15
Ikhtisar 
Kisah mengenai pelepasan Yesus, putra Bapa, memiliki arti penting yang sangat besar. Meskipun pembaca menolak reka-ulang kutipan Matius yang diusulkan oleh pengarang ini, yang didasarkan pada pertanyaan Pilatus kepada Yesus dan pada penuturan Markus yang sama, tetapi pembaca injil-injil kanonik masih bergulat dengan kebingungan dan ambiguitas. Identitas masing-masing mengenai siapa yang dilepaskan (Yesus, putra Bapa) dan siapa yang disalib (Yesus yang disebut Juru Selamat) benar-benar membingungkan dan merupakan pertanyaan tak-terjawab. Kebingungan dan ambiguitas itu cukup untuk menyatakan bahwa setidaknya ada satu jawaban yang tersedia bagi pertanyaan-pertanyaan di atas dari injil-injil kanonik yang mendukung keterangan Alquran soal penyaliban. Lebih jauh, jika kita menerima reka-ulang laporan Matius sebagaimana dikemukakan oleh pengarang ini, maka jelaslah bahwa Yesus, Raja orang-orang Yahudi (atau disebut juga Yesus, orang Galilea), disalib, sementara Yesus, putra Bapa, dilepaskan. Di sini, kita menemukan pembelaan total atas penjelasan Alquran tentang penyaliban yang kita butuhkan berdasarkan injil-injil kanonik semata.
Hingga titik ini, pembaca Kristen, yang diindoktrinasi sejak masa kecil dalam pelajaran-pelajaran Sekolah Minggu, mungkin berpikir bahwa seluruh jajaran argumen ini tidak masuk akal. Tidak peduli apa yang sebenarnya dikatakan Matius mengenai Yesus, putra Bapa, adalah lebih mudah untuk mengabaikan seluruh hal ini begitu saja. Namun demikian, sebelum melalukan langkah tersebut, ada satu keping informasi lagi yang harus dipertimbangkan. Jika Pilatus memang benar-benar menghukum Yesus Kristus hingga mati dengan cara disalib, bagaimanakah seharusnya gereja-gereja Kristen awal memandang Pilatus dan sekutu-sekutunya? Tidakkah Pilatus seharusnya dibuang ke tempat yang paling jauh oleh gereja-gereja Kristen awal? Tidak mungkinkah Pilatus secara formal dihukum oleh gereja-gereja Kristen awal? Kita tentunya berpikir demikian.
Akan tetapi, fakta-fakta yang ada sungguh sangat berbeda. Tanggal 28 Oktober oleh penanggalan Gereja Ortodoks Timur ditentukan sebagai hari pesta Santa Procla, istri Pontius Pilatus.16 Tanggal 25 Juni oleh Gereja Kristen Koptik ditentukan sebagai hari pesta Santa Procla dan Santo Pontius Pilatus.17 Procla diresmikan sebagai seorang santa, baik oleh Gereja Ortodoks Timur maupun oleh Gereja Kristen Koptik, sementara Pontius Pilatus diresmikan sebagai seorang santo oleh Gereja Kristen Koptik. Bagaimanakah gereja Kristen Koptik awal bahkan membenarkan kononisasi orang tersebut sebagai santo, orang yang telah menghukum Yesus Kristus hingga mati dengan cara disalib? Ini benar-benar bertentangan dengan seluruh nalar dan logika. Apakah yang diketahui oleh umat Kristen awal ini yang tidak diketahui oleh umat Kristen modern? Mungkin, mereka tahu bahwa Pontius Pilatus, santo mereka tercinta, adalah orang yang melepaskan Yesus Kristus. Mungkin juga mereka memeiliki pemahaman yang lebih baik tentang Matius daripada sebagian besar orang Kristen modern.
Pada titik ini, sangat menggoda untuk mengatakan, “Kasus ditutup, sidang ditunda”. Namun demikian, ada satu keping lagi bukti dari injil-injil kanonik yang harus ditelaah.
Keterangan:

1. Matius 27:11-26; Markus 15:6-15; Lukas 23:13-25; Yohanes 18:38-40
2. Matius 27:11, 15-26.
3. Platt RH, Brett JA.
4. A) Fenton JC (1973) B) – (1998a)
5. A) – (1998a) B) Leon-Dufour X (1983) C) Asimov I (1969) D) Schonfield HJ (1967) E) Fenton JC (1973) F) Pherigo LP (1971)
6. Matius 16:17. Dalam RSV: Simon Bar Jonah (Simon bin Yunus).
7. A) – (1998a) B) Leon-Dufour X (1983) C) Asimov I (1969) D) Fenton JC (1973) E) Pherigo LP (1971)
8. Frasa “putra Bapa” tidak mengisyaratkan status “dilahirkan”.
9. Matius 27:17
10. Matius 27:17-26
11. Matius 27:11
12. A) Leon-Dufour X (1983) B) Schonfield HJ (1967)
13. Markus 15:8-9, 11.
14. Matius 26:69-70
15. Platt RH, Brett JA
16. A) Hennecke E, Schneemelcher W, Wilson RM (1963) B) Platt RH, Brett JA C) – (1998g)
17. – (1998n) 

No comments:

Post a Comment