
"Kalau tidak ada pejabat ASEAN yang mau keluar menemui kami, maka gerbang gedung sekretariat ASEAN akan kami segel," kata Sugeng Wiyatno, koordinator aksi dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) beberapa saat sebelum aksi penggembokan gerbang gedung Sekretariat ASEAN.
Demonstrasi tersebut merupakan aksi solidaritas terhadap pembantaian suku Rohingya di Myanmar yang diduga dilakukan oleh mayoritas Buddha.
Namun, Sugeng menegaskan bahwa aksi tersebut dilandasi solidaritas terhadap diskriminasi yang dilakukan junta militer Myanmar terhadap suku minoritas Rohingya.
Dalam aksi tersebut, pendemo menyatakan mengutuk segala bentuk kekerasan, penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap minoritas Rohingya di Provinsi Arakan.
"Myanmar telah melanggar perjanjian yang sudah disepakati negara-negara ASEAN yang mengizinkan warga ASEAN masuk tanpa visa. Tetapi, nyatanya aktivis kemanusiaan dilarang masuk ke Arakan," kata Sugeng.
Karena itu, para pendemo menuntut kepada ASEAN untuk menindak tegas Myanmar. Bila tindakan ASEAN tidak juga diindahkan oleh Myanmar, maka para pendemo menuntut supaya negara itu dikeluarkan dari ASEAN.
Selain itu, para pendemo juga menuntut kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) untuk memboikot pelaksanaan SEA Games XXVII di Myanmar.
Heru Susetyo, pengunjuk rasa lain dari Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) mengatakan aksi tersebut didasari persaudaraan antara warga Indonesia kepada minoritas Rohingya di Myanmar.
"Meskipun kami tidak memiliki hubungan darah, tetapi Rohingya adalah saudara kami," katanya saat berorasi pada aksi tersebut.
Menurut dia, suku Rohingya yang beragama Islam telah mendirikan kerajaan jauh sebelum negara Myanmar berdiri hingga akhir dikuasai oleh Kerajaan Birma yang beragama Buddha.
[muslimdaily.net/antr]
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik