Bangunan yang dulunya adalah Masjid, Palermo, Italia |
Islamic Defenders - PALERMO -- Di masa lalu, Palermo, sebuah kota di pulau Sisilia, Italia, merupakan bagian dari imperium Islam.
Sebelum masa penaklukan, Kota Palermo kental dengan kebudayaan Yunani
dan Romawi. Sejarah masuknya Islam di Palermo, berawal dari
pengkhianatan yang dilakukan laksamana Euphemius ke Tunisia pada 827 M.
Ia meminta pertolongan kepada penguasa Aglabid, yang waktu itu merupakan
bagian dari kekalifahan Abbasiyah, Ziyadat Allah I ibn Ibrahim (817 M -
838 M) untuk menaklukan Sisilia.
Tak butuh lama bagi pasukan Islam menaklukan Sisilia. Sejak itulah, Sisilia berada dalam pemerintahan Islam.
Di bawah penguasa Aglabid, Sisilia menjadi wilayah yang kaya dan subur.
Semasa pemerintahan Islam, penduduk asli diberikan kebebasan memeluk
agama, dengan syarat mereka membayar pajak.
Memang, pemerintahan Islam tidak menjadikan Palermo sebagai kota utama,
melainkan Syracuse. Namun, oleh penguasa Aglabid, Palermo dipercantik
sehingga kala itu mampu menandingi keindahan tata kota Cordoba dan
Kairo.
Uskup Agung Sophronius, dalam catatannya yang dibuat pada 883 M,
menggambarkan Palermo sebagai kota yang penuh warga negara asing. Disana
sini terlihat masyarakat Timur Tengah yang berbaur dengan penduduk asli
Sisilia, Yunani, Lombardia dan Yahudi.
Cara berpakaian masyarakatnya pun cukup beragam. Mulai dari ada yang
berpakaian jubah dan turban, beberapa berpakaian setengah telanjang.
Seabad kemudian, tepatnya pada rentang tahun 972-973, seorang pedagang
dari Baghdad, Ibnu Hauqal menggambarkan dari perempatan kota terlihat
jelas istana dan ratusan masjid.
Hauqal mengaku belum pernah melihat dalam satu kota terhadap jumlah masjid yang banyak. Di setiap masjid terdapat imam.
"Ketika mendengarkan mereka, saya yakin mereka orang yang saleh. Tidak ada yang meragukan kapasitas mereka," tulis Hauqal.
Tak jauh dari situ, terdapat Universitas Balerm, salah satu universitas
tertua di dunia. Pada masanya, kampus ini boleh dikatakan pesaing berat
Universitas Cordoba. Di kampus ini lahir sejumlah penyair berbakat
seperti Ibnu Hamdis.
Universitas Balerm juga melahirkan para pemikir yang mampu menandingi
para lulusan Cordoba. Selama lebih dari dua abad Palermo menjadi pusat
peradaban Islam di Sisilia.
Kota dengan populasi 350 ribu jiwa itu sempat menjadi salah satu kota
terbesar di Eropa, tepatnya di bawah Cordoba. Tak heran, jejak peradaban
Islam masih terlihat hingga saat ini seperti misal Istana lama Emir
(Palazzo dei Normann), Gereja San Giovanni degli Eremiti (dahulu
merupakan masjid), Katederal Lucera (juga dahulunya masjid) dan lainnya.
ROL | 14/1/13
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik