Benarkah Imam Hasan, imam yang menyerahkan jabatan imamah pada Muawiyah, dilaknat Allah? pasti Syiah bakal marah, dan mengatakan riwayat ini pasti dari Bani Umayah. Benarkah riwayat ini dari Bani Umayah?
Ternyata riwayat ini bukan dari Bani Umayah. Tetapi dari kitab Al Kafi, kitab syiah paling valid.
Dari Abu Ja’far : Rasulullah bertemu seseorang, lalu bertanya : bagaimana kabar istrimu? Orang itu menjawab: aku telah menceraikannya wahai Rasulullah,” tanpa berbuat jelek? Tanya Rasulullah, jawabnya: tanpa dia melakukan kejelekan. Abu Ja’far berkata: lalu orang itu menikah, dan Nabi bertemu dengannya, dan bertanya: apakah kamu sudah menikah lagi? jawabnya: ya, lalu selang beberapa waktu, Rasulullah bertanya: bagaimana kabar istrimu? Jawabnya: telah kucerai. Rasulullah bertanya: tanpa ada sebab buruk? Jawabnya: tanpa ada sebab buruk. Lalu orang itu menikah lagi, Rasulullah bertemu dengannya , dan bertanya :apakah kamu sudah menikah? Jawabnya: ya, lalu selang beberapa waktu, Rasulullah bertanya pada orang itu: bagaimana kabar istrimu? Jawabnya: telah kuceraikan,Rasulullah bertanya: tanpa ada sebab buruk? Jawabnya: tanpa ada sebab buruk. Lalu Rasulullah bersabda: Allah membenci atau melaknat pria yang suka mencicipi istri, dan istri yang suka mencicipi suami. Al Kafi jilid 6 hal 54
Maksud mencicipi di sini, maksudnya sering kawin cerai. Menikah dalam waktu singkat, lalu bercerai, kemudian menikah lagi, dan menceraikan istrinya lagi. Maka perbuatan ini diibaratkan dengan mencicipi makanan, yaitu makan sedikit untuk mengetahui rasanya, lalu makan makanan lain.
Riwayat dari Kulaini di atas menjelaskan bahwa orang seperti ini dibenci dan dilaknat Allah. Jelas dibenci Allah, karena pelakunya tidak akan bisa mencapai tujuan perkawinan, yaitu membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Bagaimana orang bisa mencapai tujuan perkawinan dengan kawin cerai? Padahal pada halaman yang sama, Kulaini meriwayatkan :
Dari Abu Abdillah: tidak ada perkara halal yang dibenci Allah melebihi perceraian, dan Allah membenci orang yang suka mencicipi dan menceraikan istri.
Mencicipi di sini adalah menikah sebentar lalu bercerai.
Pada halaman yang sama, Kulaini meriwayatkan dari Abu Abdillah : Allah mencintai rumah yang di dalamnya ada pernikahan, dan membenci rumah yang di dalamnya ada perceraian, tidak ada yang lebih dibenci Allah daripada perceraian.
Tapi di jilid 6 halaman 56, Kulaini memberitahu kita siapa yang suka kawin cerai. Dialah Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Abu Abdillah berkata : Ali berkata di atas mimbar: jangan nikahkan anak kalian dengan Hasan, karena dia adalah orang yang suka menceraikan istrinya. Seseorang dari Hamdan berkata : tidak, kami akan menikahkan anak kami dengan cucu Rasulullah, dan anak Amirul Mukminin, jika dia ingin, boleh dia lanjutkan pernikahannya, jika dia mau silahkan menceraikan. Al Kafi jilid 6 jilid 56
Di sini imam Ali –yang maksum- menyatakan bahwa imam Hasan suka menceraikan istrinya. Artinya, imam Hasan dibenci Allah, karena imam Hasan suka menceraikan istrinya.
Dari Abu Abdillah : Hasan bin Ali pernah menceraikan 50 wanita, lalu Ali berkata di Kufah: wahai penduduk Kufah, jangan nikahkan Hasan dengan anak kalian, karena dia suka menceraikan istrinya. Seseorang berdiri di depannya dan berkata: demi Allah, kami akan menikahkan anak kami dengan Hasan, karena di adalah cucu Rasulullah, dan anak Fatimah, jika dia ingin maka dia boleh meneruskan, jika dia mau silahkan dia menceraikan.
Yang mengherankan, bagaimana manusia yang dibenci bisa menjadi imam? Sepertinya syiah harus berpikir untuk merubah namanya jadi syiah 11 imam. Ini jika tidak mau berimamkan orang yang dibenci Allah .
Apakah seperti ini yang disebut cinta ahlulbait?
Ternyata riwayat ini bukan dari Bani Umayah. Tetapi dari kitab Al Kafi, kitab syiah paling valid.
Dari Abu Ja’far : Rasulullah bertemu seseorang, lalu bertanya : bagaimana kabar istrimu? Orang itu menjawab: aku telah menceraikannya wahai Rasulullah,” tanpa berbuat jelek? Tanya Rasulullah, jawabnya: tanpa dia melakukan kejelekan. Abu Ja’far berkata: lalu orang itu menikah, dan Nabi bertemu dengannya, dan bertanya: apakah kamu sudah menikah lagi? jawabnya: ya, lalu selang beberapa waktu, Rasulullah bertanya: bagaimana kabar istrimu? Jawabnya: telah kucerai. Rasulullah bertanya: tanpa ada sebab buruk? Jawabnya: tanpa ada sebab buruk. Lalu orang itu menikah lagi, Rasulullah bertemu dengannya , dan bertanya :apakah kamu sudah menikah? Jawabnya: ya, lalu selang beberapa waktu, Rasulullah bertanya pada orang itu: bagaimana kabar istrimu? Jawabnya: telah kuceraikan,Rasulullah bertanya: tanpa ada sebab buruk? Jawabnya: tanpa ada sebab buruk. Lalu Rasulullah bersabda: Allah membenci atau melaknat pria yang suka mencicipi istri, dan istri yang suka mencicipi suami. Al Kafi jilid 6 hal 54
Maksud mencicipi di sini, maksudnya sering kawin cerai. Menikah dalam waktu singkat, lalu bercerai, kemudian menikah lagi, dan menceraikan istrinya lagi. Maka perbuatan ini diibaratkan dengan mencicipi makanan, yaitu makan sedikit untuk mengetahui rasanya, lalu makan makanan lain.
Riwayat dari Kulaini di atas menjelaskan bahwa orang seperti ini dibenci dan dilaknat Allah. Jelas dibenci Allah, karena pelakunya tidak akan bisa mencapai tujuan perkawinan, yaitu membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Bagaimana orang bisa mencapai tujuan perkawinan dengan kawin cerai? Padahal pada halaman yang sama, Kulaini meriwayatkan :
Dari Abu Abdillah: tidak ada perkara halal yang dibenci Allah melebihi perceraian, dan Allah membenci orang yang suka mencicipi dan menceraikan istri.
Mencicipi di sini adalah menikah sebentar lalu bercerai.
Pada halaman yang sama, Kulaini meriwayatkan dari Abu Abdillah : Allah mencintai rumah yang di dalamnya ada pernikahan, dan membenci rumah yang di dalamnya ada perceraian, tidak ada yang lebih dibenci Allah daripada perceraian.
Tapi di jilid 6 halaman 56, Kulaini memberitahu kita siapa yang suka kawin cerai. Dialah Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Abu Abdillah berkata : Ali berkata di atas mimbar: jangan nikahkan anak kalian dengan Hasan, karena dia adalah orang yang suka menceraikan istrinya. Seseorang dari Hamdan berkata : tidak, kami akan menikahkan anak kami dengan cucu Rasulullah, dan anak Amirul Mukminin, jika dia ingin, boleh dia lanjutkan pernikahannya, jika dia mau silahkan menceraikan. Al Kafi jilid 6 jilid 56
Di sini imam Ali –yang maksum- menyatakan bahwa imam Hasan suka menceraikan istrinya. Artinya, imam Hasan dibenci Allah, karena imam Hasan suka menceraikan istrinya.
Dari Abu Abdillah : Hasan bin Ali pernah menceraikan 50 wanita, lalu Ali berkata di Kufah: wahai penduduk Kufah, jangan nikahkan Hasan dengan anak kalian, karena dia suka menceraikan istrinya. Seseorang berdiri di depannya dan berkata: demi Allah, kami akan menikahkan anak kami dengan Hasan, karena di adalah cucu Rasulullah, dan anak Fatimah, jika dia ingin maka dia boleh meneruskan, jika dia mau silahkan dia menceraikan.
Yang mengherankan, bagaimana manusia yang dibenci bisa menjadi imam? Sepertinya syiah harus berpikir untuk merubah namanya jadi syiah 11 imam. Ini jika tidak mau berimamkan orang yang dibenci Allah .
Apakah seperti ini yang disebut cinta ahlulbait?
Silahkan berkomentar
Gunakan sopan santun sebagai tanda orang yang berakhlaq baik